Header Ads

Esensi Sumpah Pemuda di Era Milenial

 

    Kemarin tepat pada hari Kamis, 29 Oktober 2020, Pukul 17:00 WIB

    Pada stasiun TV Kalbar (TVRI) telah terlaksana acara Bincang 56  adapun tamu yang diundang pada acara ini adalah Bapak Moch. Andri WP, S. Sos (Selaku KASABAG TU BPNB KALBAR), Ariep Nuralam (Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNIVERSITAS TANJUNGPURA), dan Arniyanti (Aktivis Perempuan Pontianak). Sebagai pembawa acara yaitu Nurul Fitriani dimana di dalam perbincangannya kali ini mengangkat akan Esesnsi Sumpah Pemuda di Era Milenial.

    Dalam pembahasan kali ini dapat dibilang cukup menarik dimana dapat kita perhatikan bahwa dalam mencanangkan akan nilai sumpah pemuda ini sendiri dapat dilihat dari berbagai aspek sudut pandangan diantaranya dapat ditemui dari pandangan akan sejarahnya dimana yang akan dukupas oleh pandangan saudara Ariep Nuralam yang merupakan mahasiswa pendidikan sejarah, kemudian juga dari aspek pandangan nilai budayanya yang dimana akan dikupas oleh Pak Andri, tidak hanya itu saja juga kali ini dapat ditemui dalam aspek pandangan Kak Arniyanti sebagai seorang Aktivis perempuan dipontianak.

    Perbincangan kali ini pun berjalan dengan santai seperti halnya berbincang namun dapat kita temui nilai-nilai atau hal yang akan dicapai pada perbincangan kali ini terkait esensi sumpah pemuda di era milenial.

    Jika membahas sumpah pemuda yang dimana baru saja kita  peringati pada 28 Oktober 2020 yang lalu ini, jika kita lihat dari sejarahnya  dimana Sumpah pemuda ini merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia, dimana ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegeaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia.

    Yang dimana dimaksud dengan sumpah pemuda ini adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), adapun keputusan ini menegaskan akan cita-cita tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia.

Jika dilihat dari bunyinya adapun :

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

    Hal ini jika dilihat sejarahnya, namun jika kita kaitkan akan esensi nya pada era milenial ini dapat kita jumpai bahwa nilai-nilai yang menjadi penyemangat pemuda itu sendiri merupakan yang berkenaan dgn sumpah pemuda.

Adapun dapat kita lihat dari tutur Pak Andri menyatakan bahwa “semua yang berkenaan masa lalu itu adalah sejarah, namun melainkan masa lalu itu tidak menghambat tetapi membantu untuk para pemuda saat ini.

    Namun seperti yang dikatakan saudara Ariep bahwa jika kita lihat sekarang bahwa pemuda-pemuda kita ini bisa dikatakan apatis atau tidak memerdulikan permasalahan sekitar, namun  walaupun begitu semuanya kembali lagi pada pemuda bagaimana menyikapi persoalan yg di sekitar.

Akan baiknya  seharusnya pemuda harus memiliki kesadaran diri untuk membangun bangsa.

    Dari Pak Andri sendiri juga mengatakan bahwa sebagian atau esensi sumpah pemuda dengan mengaktualisasikan nilai-nilai sumpah pemuda, dimana ketika pemuda memiliki kreativitas, merupakan bagian esensi dari sumpah pemuda itu sendiri namun berlaku sesuai dengan peran nya.

~ Rizky Ananda Dianisty ~
   Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Untan

No comments